Dalam
kegaiatan proses pembelajaran yang sangat diharapkan dari seorang guru
adalah siswa-siswa yang aktif, sehingga kelas yang kita ajar menjadi
kondusif. Tentu hal ini adalah idaman dari semua guru, sangat
menyenangkan dan membanggakan jika saat kita masuk kelas, siswa berkata
“Asyik,, hari ini pelajaran matematika yah, okey.. siap bu !”. Hal ini
dapat terwujud jika seseorang guru memiliki kemampuan yang baik dalam
mengelola kelas, kemampuan memilih metode, media pembelajaran, dan juga
kemampuan untuk membuat siswa mau berpikir kreatif dan kritis.
Membuat
siswa mau berpikir tentu dapat membuat siswa aktif, fokus dan
termotivasi dalam belajar matematika di kelas. Kemampuan berpikir
kreatif dan kritis akan sangat bermanfaat ketika seseorang dihadapkan
pada suatu persoalan yang rumit. Kebiasaan berpikir kritis akan
menjadikan seseorang sebagai problem solver, agar siswa dapat mau
berpikir kreatif dan kritis maka salah satunya adalah guru ajukanlah pertanyaan – pertanyaan yang efektif.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru tidak semua bisa menjadi pertanyaan
yang efektif. Pertanyaan yang efektif memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut :
1.Menuntut siswa berpikir, tidak sekedar mengingat dan menyebutkan.
Pertanyaan
yang menggunakan kata apa, dimana, sebutkan, mana kurang efektif untuk
dijadikan sebagai pertanyaan, karena siswa biasanya hanya diminta untuk
mengingat atau menyebutkan tanpa perlu berpikir yang lebih tinggi,
seperti :
Diantara himpunan-himpunan berikut ini coba sebutkan mana yang merupakan himpunan kosong dan mana yang bukan.
a.Himpunan mata pelajaran yang diajarkan dikelas VII SMP
b.Himpunan manusia yang pernah mendarat di matahari
c.Himpunan ayam yang berkembang biak dengan beranak
Lebih
baik pertanyaan di atas di ubah dengan menggunakan kata tanya agar
menjadi lebih efektif, contohnya untuk pertanyaan yang a :
Menurut kalian apakah himpunan mata pelajaran yang diajarkan di kelas VII SMP merupakan himpunan kosong atau bukan ? mengapa ?.
Pertanyaan
ini menuntut siswa untuk mengidentifikasi himpunan mata pelajaran yang
diajarkan di kelas VII SMP merupakan himpunan kosong atau bukan.
Pertanyaan ini akan lebih menumbuhkan sikap berpikir kritis siswa
sehingga siswa tidak hanya menyebutkan.
2.Bersifat atau mengarah pada pertanyaan yang open-ended.
Pertanyaan
yang bersifat tertutup membuat siswa mudah menebak jawaban dari suatu
soal sehinggan soal menjadi kurang menantang bagi siswa, maka lebih
efektif buatlah pertanyaan yang bersifat open ended, Pendekatan
open ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu
permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih
dari satu. Sehingga jika kita membuat pertanyaan yang bersifat
open-ended dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengetahuan/ pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah
dengan beberapa teknik sehingga siswa diharapkan dapat mengembangkan ide-ide
kreatif dan pola pikir matematis. Dengan diberikan masalah yang
bersifat terbuka, siswa terlatih untuk melakukan investigasi berbagai
strategi dalam menyelesaikan masalah. Selain itu siswa akan memahami
bahwa proses penyelesaian suatu masalah sama pentingnya dengan hasil
akhir yang diperoleh.
Contoh yang sederhana pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP :
Gunakan
maksimal 4 bilangan berikut : - 3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10 yang jika kalian jumlahkan mendapatkan hasil 10.
Pertanyaan di atas memiliki jawaban yang beragam karena banyak memiliki penyelesaian untuk menghasilkan jawaban bernilai 10.
Seperti :
0 + 10 = 10
2 + 8 = 10
4 + 6 = 10
1 + 9 = 10
-1 + 4 + 7 = 10
- 3 + 3 + 10 = 10
-1 + 0 + 3 + 8 = 10
Dan seterusnya.
Pertanyaan di atas lebih menarik dan membuat siswa lebih berpikir, dibandingkan kita hanya sekedar membuat soal seperti :
Hasil dari 1 + 9 adalah . . .
3.Memungkinkan jawaban yang beragam
Membuat
pertanyaan dengan jawaban yang beragam memungkinkan seluruh siswa
dengan kemampuan dan potensi yang berbeda-beda dapat “beraksi”
memberikan jawaban dengan caranya masing-masing. Untuk itulah diperlukan
pertanyaan yang bersifat open ended, sehingga siswa yang kurang dalam
materi tersebut dapat memberikan jawaban dengan cara yang lebih
sederhana.
4.Memungkinkan siswa memaknai matematika dari proses menjawab pertanyaan tersebut.
Proses
menjawab soal sama pentingnya dengan hasil jawaban dari suatu
pertanyaan. Dengan adanya proses siswa mengalami suatu pengalaman dalam
mencari kebenaran dari suatu jawaban.Proses dalam menjawab, seperti
proses memahami pertanyaan, proses memilih data, proses memilih
strategi, proses menghitung, proses membuat narasi dan argumentasi,
hingga proses review dan refleksi. Dengan melakukan proses-proses
tersebut siswa belajar memaknai pentingnya matematika bagi diri mereka,
siswa memaknai kegunaan matematika, hingga siswa memaknai sifat dasar
matematika.
5.Memungkinkan guru menilai secara holistik kemampuan matematika siswa.
Pertanyaan
yang efektif adalah pertanyaan yang memungkinkan seluruh kompetensi
matematis dapat dievaluasi, tidak saja kemampuan mengingat, tetapi juga
aspek komunikasi, keterampilan memecahkan masalah, aspek
afektif-matematis (terampil, tekun, teliti/cermat, kreatif), seperti
kita ketahui dalam kurikulum 2013 bukan saja aspek pengetahuan yang di
nilai tetapi juga aspek sikap dan keterampilan siswa.