Jumat, 08 September 2017

Guru... Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang Efektif !

Dalam kegaiatan proses pembelajaran yang sangat diharapkan dari seorang guru adalah siswa-siswa yang aktif, sehingga kelas yang kita ajar menjadi kondusif. Tentu hal ini adalah idaman dari semua guru, sangat menyenangkan dan membanggakan jika saat kita masuk kelas, siswa berkata “Asyik,, hari ini pelajaran matematika yah, okey.. siap bu !”. Hal ini dapat terwujud jika seseorang guru memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola kelas, kemampuan memilih metode, media pembelajaran, dan juga kemampuan untuk membuat siswa mau berpikir kreatif dan kritis.

Membuat siswa mau berpikir tentu dapat membuat siswa aktif, fokus dan termotivasi dalam belajar matematika di kelas. Kemampuan berpikir kreatif dan kritis akan sangat bermanfaat ketika seseorang dihadapkan pada suatu persoalan yang rumit. Kebiasaan berpikir kritis akan menjadikan seseorang sebagai problem solver, agar siswa dapat mau berpikir kreatif dan kritis maka salah satunya adalah guru ajukanlah pertanyaan – pertanyaan yang efektif.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru tidak semua bisa menjadi pertanyaan yang efektif. Pertanyaan yang efektif memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1.Menuntut siswa berpikir, tidak sekedar mengingat dan menyebutkan.

Pertanyaan yang menggunakan kata apa, dimana, sebutkan, mana kurang efektif untuk dijadikan sebagai pertanyaan, karena siswa biasanya hanya diminta untuk mengingat atau menyebutkan tanpa perlu berpikir yang lebih tinggi, seperti :
Diantara himpunan-himpunan berikut ini coba sebutkan mana yang merupakan himpunan kosong dan mana yang bukan.

a.Himpunan mata pelajaran yang diajarkan dikelas VII SMP

b.Himpunan manusia yang pernah mendarat di matahari

c.Himpunan ayam yang berkembang biak dengan beranak

Lebih baik pertanyaan di atas di ubah dengan menggunakan kata tanya agar menjadi lebih efektif, contohnya untuk pertanyaan yang a :
Menurut kalian apakah himpunan mata pelajaran yang diajarkan di kelas VII SMP merupakan himpunan kosong atau bukan ? mengapa ?.
Pertanyaan ini menuntut siswa untuk mengidentifikasi himpunan mata pelajaran yang diajarkan di kelas VII SMP merupakan himpunan kosong atau bukan. Pertanyaan ini akan lebih menumbuhkan sikap berpikir kritis siswa sehingga siswa tidak hanya menyebutkan.



2.Bersifat atau mengarah pada pertanyaan yang open-ended.

Pertanyaan yang bersifat tertutup membuat siswa mudah menebak jawaban dari suatu soal sehinggan soal menjadi kurang menantang bagi siswa, maka lebih efektif buatlah pertanyaan yang bersifat open ended, Pendekatan open ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu. Sehingga jika kita membuat pertanyaan yang bersifat open-ended dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/ pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik sehingga siswa diharapkan dapat mengembangkan ide-ide kreatif dan pola pikir matematis. Dengan diberikan masalah yang bersifat terbuka, siswa terlatih untuk melakukan investigasi berbagai strategi dalam menyelesaikan masalah. Selain itu siswa akan memahami bahwa proses penyelesaian suatu masalah sama pentingnya dengan hasil akhir yang diperoleh.

Contoh yang sederhana pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP :

Gunakan maksimal 4 bilangan berikut : - 3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 yang jika kalian jumlahkan mendapatkan hasil 10.

Pertanyaan di atas memiliki jawaban yang beragam karena banyak memiliki penyelesaian untuk menghasilkan jawaban bernilai 10.

Seperti :

0 + 10 = 10

2 + 8 = 10

4 + 6 = 10

1 + 9 = 10

-1 + 4 + 7 = 10

- 3 + 3 + 10 = 10

-1 + 0 + 3 + 8 = 10

Dan seterusnya.

Pertanyaan di atas lebih menarik dan membuat siswa lebih berpikir, dibandingkan kita hanya sekedar membuat soal seperti :

Hasil dari 1 + 9 adalah . . .

3.Memungkinkan jawaban yang beragam

Membuat pertanyaan dengan jawaban yang beragam memungkinkan seluruh siswa dengan kemampuan dan potensi yang berbeda-beda dapat “beraksi” memberikan jawaban dengan caranya masing-masing. Untuk itulah diperlukan pertanyaan yang bersifat open ended, sehingga siswa yang kurang dalam materi tersebut dapat memberikan jawaban dengan cara yang lebih sederhana.

4.Memungkinkan siswa memaknai matematika dari proses menjawab pertanyaan tersebut.

Proses menjawab soal sama pentingnya dengan hasil jawaban dari suatu pertanyaan. Dengan adanya proses siswa mengalami suatu pengalaman dalam mencari kebenaran dari suatu jawaban.Proses dalam menjawab, seperti proses memahami pertanyaan, proses memilih data, proses memilih strategi, proses menghitung, proses membuat narasi dan argumentasi, hingga proses review dan refleksi. Dengan melakukan proses-proses tersebut siswa belajar memaknai pentingnya matematika bagi diri mereka, siswa memaknai kegunaan matematika, hingga siswa memaknai sifat dasar matematika.

5.Memungkinkan guru menilai secara holistik kemampuan matematika siswa.

Pertanyaan yang efektif adalah pertanyaan yang memungkinkan seluruh kompetensi matematis dapat dievaluasi, tidak saja kemampuan mengingat, tetapi juga aspek komunikasi, keterampilan memecahkan masalah, aspek afektif-matematis (terampil, tekun, teliti/cermat, kreatif), seperti kita ketahui dalam kurikulum 2013 bukan saja aspek pengetahuan yang di nilai tetapi juga aspek sikap dan keterampilan siswa.

0 komentar:

Posting Komentar

Translate